RESPIRASI
PADA TUMBUHAN
(Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Tumbuhan)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran
gas di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian.
Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber
energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan
sumber tenaga yang paling utama adalah karbohidrat. Untuk mempertahankan
kehidupannya, tumbuhan perlu mempunyai suatu penyediaan energi yang
berkesinambungan. Energi-energi tersebut diperoleh dari mengambil energi kimia
yang terbentuk dalam molekul organik yang disintesis oleh fotosintesis. Suatu
proses pelepasan energi yang menyeddiakan energi bagi keperluan sel itu
diseebut dengan respirasi. Respirasi sel tumbuhan berupa oksidasi molekul
organik oleh oksigen dari udara membentuk karbon dioksida dan air.
Tumbuhan
juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun (stomata). Pada
keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan anaerob
atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada
akar yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi)
zat gula (glukosa) secara sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh lebih
besar (36 ATP) daripada respirasi anaerob (2 ATP saja).
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah
untuk mengetahui factor-faktor yang dapat dipengaruhi kecepatan respirasi dan
membuktikan bahwa oksigen diperlukan pada saat respirasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Respirasi
Respirasi
adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi
dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan
manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam
hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup
memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh
bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada
akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobik pada
karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran
glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi karena semua bagian tumbuhan
tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi
pada sel (Campbell, 2002).
Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen
dari lingkungan, tidak semua tumbuhan bernapas dengan menggunakan oksigen.
Tumbuhan tak berklorofil benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses
pernapasan, yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi
pelepasan energi. Tumbuhan yang bernapas secara anaeraob mendapatkan energi
dengan car menguraikan bahan – bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses
pernapasan aerob / anaerab. akan dihasilkan gas karbon dioksida dan uap
air. Gas dan uap air tersebut dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan dan
karbon dioksida yang dihasilkan masuk dan keluar dari tubuh secara difusi. Gas
– gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada permukaan daun
dan inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam
tanah juga dapat melakukan proses keluar msuknya gas. Tumbuhan yang hidup di
daerah rawa/berlumpur mempunyai akar yang mencuat keluar deari tanah. Akar ini
disebut akar panas. Kandungan katalis disebut juga enzim, enzim sangat
penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ).
Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari enzim atau
mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada
inhibitor dari aktivitas enzim (Kimball, 1983).
Mahluk
hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula pada
tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energi kimiawi
menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari,
laju proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari
laju respirasi. Hal itu menyebabkan seluruh karbondioksida yang dihasilkan dari
respirasi akan digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Respirasi yang
dilakukan tumbuhan menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses
fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun. Reaksi yang terjadi
pada proses respirasi sebagai berikut :
C6H12O6
+ 6 O2 ®6 CO2 + 6 H2O
Reaksi
penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energi
melalui tiga tahap, yaitu glikolisis, daur Krebs, dan transpor elektron
respirasi. Glikolisis merupakan peristiwa perubahan glukosa menjadi 2 molekul
asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur Krebs (daur
trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan penguraian asam piruvat secara
aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Reaksi ini
terjadi disertai dengan rantai transportasi elektron respiratori. Produk
sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan. Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan.
Proses respirasi ini menghasilkan senyawa-senyawa yang penting sebagai
pembentuk tubuh. Senyawasenyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein,
nukleotida untuk asam nukleat, dan karbon untuk pigmen profirin (seperti
klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti
antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin. Sedangkan
energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses respirasidapat
digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Laju
respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:
a. Ketersediaan substrat
Tumbuhan
dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang
rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka
laju respirasi akan meningkat.
b. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan
oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies. Bahkan, pengaruh oksigen berbeda antara
organ satu dengan yang lain pada tumbuhan yang sama.
c. Suhu
Umumnya,
laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10 oC.
Namun, hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
d. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing
spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme sehingga kebutuhan tumbuhan
untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang tua
(Ross, 1995).
Ditinjau
dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
1. Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi
aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk mendapatkan
energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat
dituliskan :
C6H12O6 +
6H2O à 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam
kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang
terjadi dari awal hingga terbentuknya energi.
2. Respirasi Anaerobik
(anaerob)
Respirasi
anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa
menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa tertentu misalnya
asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat hidrogen dan
membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada jaringan
yang kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji-biji yang kulit
tebal yang sulit ditembus oksigen, sel-sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan
baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan
baku seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol.
Hasil akhirnya adalah alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak
terurai lengkap menjadi air dan karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih
kecil dibandingkan respirasi aerobik. Reaksinya :
C6H12O6 à
2C2H5OH + 2CO2 + 21 Kal
Dari
persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan
bakteri anaerobik seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat
hidup jika berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika
luka tertutup sehingga memberi kemungkinan bakteri tambah subur (Lukman, 1997).
2.2 Proses Respirasi
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2
dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan
berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke
dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding
sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2
yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang
antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat
permeabel bagi kedua gas tersebut.
Setelah mengambil O2 dari udara, O2
kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya
yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor
elektron.
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O
+ CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
1.
Glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam
piruvat (beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang
dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif.
Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2
molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron.Dalam keadaan
anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan
etil alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma.
Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk
setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan
dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Peristiwa perubahan :
Glukosa berubah menjadi Glukosa – 6 – fosfat berubah
menjadi Fruktosa 1,6 difosfat berubah menjadi 3 fosfogliseral dehid
(PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis : 2 molekul asam piravat, 2
molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan
2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
Enzim-enzim yang berperan dalam GLikolisis yaitu
Heksokinase, Fosfoheksokinase, Fosfofruktokinase, Aldolase, triosa fosfat
isomerase, triosa fosfat dehidrogenase, fosfogliseril kinase,
fosfoglisero mutase, Enolase, dan piruvat kinase.
Manfaat glikolisis:
a. Mereduksi 2 molekul NAD+
menjadi NADH untuk setiap molekul heksosa yang dirombak.
- Setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP, jika substratnya berupa glukosa- P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P maka akan dihasilkan 3 molekul ATP.
- Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa- senyawa antara yang dapat menjadi bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam tumbuhan.
2. Dekarboksilasi
oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA
(beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di
sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat.
Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron.
3. Daur Krebs (daur
trikarboksilat) atau daur asam sitrat, merupakan pembongkaran asam piruvat secara
aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus asam
sitrat (daur krebs) terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria,
yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa
yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini,
diantaranya adalah satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga
molekul NADH yang akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.
Fungsi utama Siklus
Krebs adalah:
a. Mereduksi NAD+
dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian dioksidasi untuk
menghasilkan ATP.
- Sintesis ATP secara langsung, yakni 1 molekul ATP untuk setiap molekul piruvat yang dioksidasi
- Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam- asam amino tertentu, yang kemudian dapat dikonversi untuk membentuk senyawa yang lebih besar.
4.
Transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem
karier elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam
mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi
redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein.
Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+
yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan
FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs
yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan
terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya
dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada
peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
2.3 Respirasi
Pada Tumbuhan Tinggkat Tinggi
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi,
untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup,
tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis
karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil,
dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi
yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan
kloropil yang berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari
karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro,
1986).
Respirasi
pada tumbuhan tingkat tinggi berlangsung secara aerob, pada pernafasan ini
terjadi proses pembebasan energi dari sari makanan di dalam sel tubuh melalui
proses oksidasi biologis, Oksidasi biologis ada;ah suatu reaksi antara sari
makanan dengan oksigen yang menghasilkan karbon dioksida ( CO2 ),
air (H2O) dan energi.Reaksikiia ini merupakan reaksi enzimatis,
enzim berperan sebagai katalisator ( pemercepat proses reaksi ).
Energi
yang dihasilkan dari pernafasan digunakan oleh tumbuhan untuk mewlakukan
berbagai kegiatan hidupnya, misalnya untuk pertumbuhan dan melakukan kegiatan
di dalam hidupnya, misalnya untuk pertumbuhan,, pembentukan protein mengangkut
mineral dari dalam tanah, berkembang biak,serta melakukan proses fotosintesis.
2.4
Respirasi Pada Tumbuhan Tingkat Rendah
Respirasi
pada tumbuhan tingkat rendah ada yang aerob dan ada yang anaerob.
Respirasi anaerob disebut juga dengan fermentasi ( proses pengubahan senyawa
utama menjadi senyawa bentuk lain dengan bantuan enzim ), misalnya proses
pembentukan alkohol dari glukosa dengan bantuan jamur ragi (Saccharomyces )
seperti pembuatan tempe (Wilskins, 1993).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam percobaan kali ini adalah, respirometer, timbangan, jarum
suntik, alat tulis dan kertas/buku gambar, stopwatch/jam, baki/bak bedah, jarum
pentul, kecambah toge, eosin, vaselin dan KOH.
3.2 Cara Kerja
1. Menyiapkan respirometer sederhana
2. Memasukkan Kristal KOH sebanyak tiga butir
kedalam tabung respirometer dengan membungkusnya pada kapas.
3. Menimbang beratnya terlebih dahulu kecambah
yang akan diuji, kemudian dimasukkan kedalam respirometer.
4. Menuntup tabung dan diolesi vaselin pada pinggir
tabungnya saja.
5. Selanjutnya ditetesi eosin pada pipa skala
dengan menggunakan pipet tetes/jarum suntik, memperhatikan cairan eosin jangan
sampai melewati skala nol dan pada saat itu juga dimulai perhitungan dengan
skala waktu 3 menit.
6. Mencatat hasil yang terbaca pada pipa tabung
setelah 3 menit, lalu melanjutkan kembali dengan interval 3 menit yang kedua
sampai dengan selesai.
7. Data dimasukkan kedalam table pengamatan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
A. Tabel Hasil Pengamatan Pada Kecambah Kacang
Hijau
No
|
Menit
ke-
|
Jarak
(cm)
|
Masa
kecambah (gram)
|
1
|
5
|
9,4
|
3,04
|
2
|
10
|
15,8
|
3,04
|
3
|
15
|
20,3
|
3,04
|
4
|
19:53
|
26
|
3,04
|
5
|
25
|
3,04
|
Grafik Tebel Hasil Pengamatan pada Kecambah
Kacang Hijau
B. Table Hasil Pengamatan Pada Kecambah Kacang
Kedelai
No
|
Menit
ke-
|
Jarak
(cm)
|
Masa
kecambah (gram)
|
1
|
5
|
8,8
|
3,00
|
2
|
10
|
23
|
3,00
|
3
|
11:44
|
26,5
|
3,00
|
4
|
20
|
3,00
|
|
5
|
25
|
3,00
|
Grafik Hasil Pengamatan Pada Kecambah Kacang
Kedelai
4.2 Pembahasan
Pada
percobaan respirasi ini menggunakan dua tumbuhan berbeda, yang bertujuan
sebagai perbandingan mana yang lebih cepat laju respirasinya yang dipengaruhi
oleh factor-faktor tertentu, diantaranya yaitu ketersediaan substrat,
ketersediaan oksigen, suhu, tipe dan umur tumbuhan. Dua tumbuhan tersebut yaitu
kecambah kacang hijau dan kecambah kacang kedelai. Pada percobaan ini kami
melakukan lima kali pengulangan untuk setiap lima menit sekali, sehingga
menggunakan waktu selama 25 menit untuk satu jenis percobaan. Untuk bobot dari
kecambah kacang hijau memiliki bobot
3,04 gram untuk semua pengulangan, sedangkan untuk bobot kecambah kacang
kedelai yaitu 3,00 gram. KOH yang dimasukkan ke dalam tabung yang di dalamnya
juga terdapat kecambah tersebut, dimaksudkan untuk mengikat CO2 yang dikeluarkan
pada proses respirasi tersebut, sedangkan vaselin yang dioleskan ke bibir
tabung dimaksudkan agar udara yang berada di luar tabung tidak dapat masuk
sehingga respirasi yang terjadi murni menggunakan udara yang ada di dalam
tabung.
Pada
percobaan dengan menggunakan kecambah kacang hijau, didapatkan hasil pada menit
ke-5 laju respirasi mencapai 9,4 cm, pada menit ke-10 laju respirasinya
meningkat lebih cepat, yaitu 15,8 cm, dan menit ke-15 juga terjadi peningkatan
laju respirasi menjadi 20,3 cm, begitu pula pada menit ke-19:53 didapatkan
hasil 26 cm, pada menit ini laju respirasi sudah mencapai ujung skala, sehingga
percobaan dihentikan pada menit ini. Untuk percobaan dengan menggunakan
kecambah kacang kedelai di dapatkan hasil: pada menit ke-5 laju respirasinya
8,8 cm, pada menit ke-10: 23 cm, dan pada menit ke-11:14 yaitu 26,5 cm, pada
menit ini laju respirasi sudah mencapai ujung skala, sehingga pengukuran tidak
dilanjutkan lagi. Laju respirasi ditunjukkan dengan bergeraknya eosin pada
skala ukur yang terus bergerak mencapai ujung skala.
Disini
terlihat bahwa laju respirasi yang lebih cepat ditunjukkan oleh kecambah
kedelai, yang ini berarti sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jenis
tumbuhan mempengaruhi laju reaksi, walaupun disini substrat yang digunakan
lebih banyak yang kecambah kacang . Disini juga terlihat bahwa respirasi
membutuhkan oksigen, karena CO2 nya sudah diserap oleh KOH.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
dapat diambil setelah melakukan praktikum ini yaitu:
1.
Respirasi merupakan reaksi
oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk
aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi
tinggi lainnya.
2.
Reaksi yang terjadi pada proses respirasi
sebagai berikut :
C6H12O6
+ 6 O2 ®6 CO2 + 6 H2O
3.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya yaitu:
ketersediaan
substrat, ketersediaan oksigen, suhu, tipe dan umur tumbuhan
4.
Berdasarkan
kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu respirasi aerab dan
respirasi anaerob.
5.
Tahapan
reaksi kimia respirasi dibagi dua, yakni:
a.
Glikolisis,
merupakan rangkaian perubahan glukosa menjadi asam piruvat
b.
Dekarboksilasi
oksidatif, yaitu pengubahan asam
piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2,
peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses
dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam
transpor elektron.
c.
Daur
krebs atau siklus asam trikarboksilat (TCA) yakni perubahan asetil-CoA menjadi
CO2, H2O, dan energi.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell. 1999.
Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi
Tumbuhan. Gramedia.
Jakarta.
Kimball, Jhon.W. 1983. Biologi
jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Lukman, Diah. 1997. Buku Ajar Fisiologi
Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.
Ross, 1995, Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.
Wilkins.M.B, 1993, Fisiologi Tumbuhan.
Bumi Angkasa. Jakarta.
Lakitan,
Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar